Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement

metrosurakarta
11/05/2025, 11/05/2025 WIB
Last Updated 2025-11-05T03:19:55Z
Metrokota

Ribuan Masyarakat Solo Iringi Kepergian PB XIII Ke Tempat Peristirahatanya Yang Terakhir

Advertisement

 

Ribuan Masyarakat iringi kepergian Kereta jenazah PBXIII/ Foto : MetroSurakarta


METROSURAKARTA- Jenazah Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Sinuhun Pakoe Boewono XIII, rabu pagi (05/11) pada pukul 09.00WIB di berangkatkan menuju ke kedhaton kasuwargan di pajimatan Imogiri.


Ribuan pelayat mengiringi kepergian beliau mulai dari dalam keraton sampai ke lokasi transit jenazah di rumah dinas Walikota Solo, Loji Gandrung.


Di sepanjang jalan protocol masyarakat tampak mengiringi kepergian putra PBXII tersebut dengan memanjat doa sesuai dengan keyakinanya masing masing.  


Tak terkecuali juga para abdi dalem yang berada di belakang kereta jenazah, tampak dengan kusyuk melantukan solawat untuk kepergian sang raja ke tempat peristirahatanya yang terakhir.


Iring iringan kirab jenazah PB XIII dari Keraton Solo ke Loji Gandrung melalui rute magangan, ke jalan veteran, selanjutnya belok kekanan menuju jalan Slamet Riyadi dan berakhir di Loji Gandrung.


Di rumah dinas Wali Kota Solo tersebut, jenazah selanjutnya di pindahkan dari kereta layon  ke mobil ambulance dan di bawa ke makam raja raja pajimatan Imogiri.


Enam ekor kuda di pakai untuk menarik kereta jenasah pengantar almarhum PB XIII dari keraton ke rumah dinas Walikota Solo.


Sinuhun Pakoe Boewono XIII lahir pada tanggal 28 Juni 1948 dari pasangan PB XII dengan garwa KRAy Pradapaningrum. Ia merupakan penerus tahta Mataram Islam di Keraton Kasunan Surakarta yang menduduki tahta pada tahun 2004, melanjutkan singgasana ayahandanya,  PB XII yang sebelumnya wafat.


Pergantian suksesi di Keraton Solo pada masa peralihan dari PB XII ke PB XIII sempat di warnai konflik perseteruan adanya dua matahari kembar antara PB XIII Tejowulan dan PB XIII Hangabehi, yang masing masing mengklaim dirinya sebagai Raja di keraton Kasunanan Surakarta.


Seiring dengan berjalnya waktu dan upaya rekonsiliasi yang terjadi di Keraton Kasunanan Surakarta, suksesi tersebut akhirnya berhasil di selesaikan dengan tetap mendudukan KGPH Hangabehi sebagai PB XIII, sedangan KGPH Tejowulan menduduki jabatan sebagai Maha Patih.


Kini setelah PB XIII wafat, akankah suksesi kepemimpinan di Keraton Kasunanan Surakarta berjalan mulus ?  

(Drjt)