Advertisement
BUDAYA-Kabar duka datang dari dunia pedalangan,atas wafatnya dalang kondang asal Solo Ki Anom Suroto atau yang memiliki nama kekancingan Kanjeng Raden Tumenggung Haryo Lebdo Nagoro atau Ki Anom Suroto. Kamis (23/10).
Kabar meninggalnya Ki Anom Suroto dibenarkan oleh salah seorang putranya, yang juga berprofesi sebagai dalang wayang kulit.
Ki Anom Suroto wafat karena penyakit jantung setelah mendapat perawatan di RS Dr Oen Kandangsapi sejak beberapa hari lalu. Rencananya jenasah dalang kondang tersebut akan dimakamkan di Depokan Juwiring, Klaten, 23 Oktober, pukul 15.00WIB.
Jenazah lebih dulu disemayamkan di
Ndalem Timasan, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, salah satu rumah Ki Anom
Suroto yang juga menjadi sanggar seni.
Almarhum meninggalkan seorang istri, enam putra dan 15 cucu.
Anom Suroto lahir di Klaten
11 Agustus 1948 atau berusia 77 tahun. Ia mulai belajar mendalang sejak umur 12
tahun dari orangtuanya Ki Sadiyun Harjadarsana yang juga berprogesi sebagai seorang
dalang. Selain belajar dari otang tuanya, Anom Suroto secara tidak langsung
juga pernah belajar kepada Ki Nartosabdo dan beberapa dalang senior lainya.
Pada
tahun 1968,
Anom Suroto sudah tampil di RRI (Radio Republik Indonesia), setelah melalui
seleksi ketat. Tahun 1978 ia
diangkat sebagai abdi dalem Penewu Anon-anon dengan
nama Mas Ngabehi Lebdocarito.
Hingga
akhir abad ke-20 ini, Anom Suroto adalah satu-satunya yang pernah mendalang di
lima benua, antara lain di Amerika Serikat pada
tahun 1991,
dalam rangka pameran KIAS (Kebudayaan Indonesia di AS). Ia pernah juga
mendalang di Jepang, Spanyol, Jerman Barat, Australia dan
pada 2018 awal beliau mendalang di Rusia.
Khusus
untuk menambah wasasan pedalangan mengenai dewa-dewa, Dr. Soedjarwo, Ketua Umum
Sena Wangi, pernah mengirim Ki Anom Suroto ke India, Nepal, Thailand, Mesir,
dan Yunani.
Tahun 1995 ia
memperolah Satya Lencana Kebudayaan RI dari
Presiden Soeharto.
Pada tahun
1993, dalam Angket Wayang yang diselenggarakan dalam rangka Pekan Wayang
Indonesia VI-1993, Anom Suroto terpilih sebagai dalang kesayangan.
Dalam
organisasi pedalangan, Anom Suroto menjabat sebagai Ketua III Pengurus Pusat
PEPADI, untuk periode 1996 – 2001.
Anom Suroto
yang pernah mendapat anugerah nama Lebdocarito dari Keraton Surakarta, pada
1997 diangkat sebagai Bupati Sepuh dengan nama baru Kanjeng Raden
Tumenggung (KRT) Lebdonagoro.
(red)
