Jaga Kelestarian Tosan aji, Komunitas Budaya Karanganyar Gelar Tradisi Jamasan Saat Wuku Landhep

Jamasan Pusaka di Pura Sedaleman Munggur/ foto. Metrosurakarta


BUDAYA- Keris atau tosan aji bagi masyarakat jawa tidak hanya menjadi symbol strata social, ageman, maupun symbol kewibawaan dan kaprawiran, tetapi lebih dari itu tosan aji juga menjadi bagian dari symbol manunggaling kawula Gusti. 

Oleh karena itu tosan aji tidak hanya di jaga dan di rawat masyarakat jawa sebagaimana layaknya pusaka yang sangat di hargai nilai nilai filosofinya, akan tetapi juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat jawa.

Agar terus terjaga nilai luhur budaya yang ada di dalamnya, Dharma Budaya Lestari bersama Komunitas Semak Belukar, Minggu siang (14/9) menggelar tradisi jamasan pusaka di Pura Sedaleman, Munggur, Mojogedang, Karanganyar. 

‘ Jamasan di lakukan bertepatan pada wuku landhep’ Terang Mbah Mur, selaku sesepuh Dharma Budaya Lestari dalam keteranganya

Selain menggelar ritual jamasan tosan aji, komunitas budaya Karanganyar tersebut juga melakukan sarasehan terkait perkembangan dunia perkerisan dari waktu ke waktu yang disampaikan oleh Mpu Ridwan.

Kesakralan ritual jamasan yang di selenggarakan di Pura Sedaleman tampak dalam prosesinya, dengan adanya rangkaian sesaji di iringi kidung jawa.

Ritual Jamasan kata Endang Purwatiningsih, S.S,.M.Pd, selaku Ketua Komunitas Semak Belukar, Karanganyar, adalah upaya untuk melestarikan tradisi, adat dan budaya.

Oleh sebab itu komunitas Semak Belukar mengajak generasi muda untuk kenal dan mencintai budaya jawa. Melestarikan artefak budaya, tradisi adat istiadat, serta mengajak para generasi muda napak tilas ke tempat tempat bersejarah.

Memperkenalkan tradisi, adat dan budaya jawa tidak cukup hanya visual tekstualnya saja, sebab hal terpenting dari pelestarian budaya jawa sebenarnya adalah menjaga ajaran hidup yang tersirat didalam symbol dan makna budaya jawa. 

(djk)

close