Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement

metrosurakarta
11/18/2025, 11/18/2025 WIB
Last Updated 2025-11-18T09:36:46Z
Metrokota

Bangun Regenerasi Budaya Di Keraton Surakarta, PB XIV Ajak Milenial Bergabung Menjadi Abdi Dalem

Advertisement
PB XIV saat berfoto dengan para tamu / foto : istimewa


METROSURAKARTA- Selasa pagi (18/11) Pakoe Boewono XIV menerima kunjungan seorang dosen muda asal Semarang bersama tamu dari Korea Selatan di Sasono Nalendra, Keraton Surakarta Hadiningrat. Kedatangan mereka dipimpin oleh Dr. Hetiyasari, SH., M.Kn, dosen pada Program Studi Ilmu Hukum Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang.


Sedangkan menyambut kedatangan para tamunya, PB XIV didampingi GKR Devi dan juru bicara PB XIV, KPA Singonagoro. Pada pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, dilakukan perbincangan mendalam seputar manuskrip leluhur, adat istiadat Jawa, serta tantangan hukum adat di era kekinian.


Selaku pemangku adat budaya Jawa, Pakoe Boewono XIV memberikan sejumlah catatan dan pesan penting yang menjadi sorotan dalam pertemuan tersebut.

 

Selaku juru bicara Pakoe Boewono XIV, KPA Singonagoro mengatakan, Sinuhun PB XIV menaruh perhatian besar pada upaya pelestarian budaya, terutama melalui pengelolaan manuskrip tua yang menjadi sumber pengetahuan warisan para leluhur.

 

Banyak sumber pengetahuan dalam manuskrip peninggalan leluhur. Oleh karena itu beliau berharap digitalisasi manuskrip dapat menjadi sarana pendidikan karakter bagi generasi sekarang,” ujarnya

 

PB XIV memandang, masukan lintas generasi dinilai penting sebagai langkah pembaharuan di tubuh keraton. Harapanya terus memperoleh masukan lintas generasi baik tua maupun muda. Ini diperlukan agar keraton dapat bergerak maju dan relevan sejalan dengan perkembangan jaman.

 

Pelestarian budaya pesan beliau tidak dapat dilakukan dengan pendekatan pemaksaan. Karena tidak bisa memaksa orang untuk menyukai. Akan tetapi bagaimana kita bisa membuat orang mencintai budaya tersebut, pesan PB XIV di kutip oleh KPA Singonagoro.

 

Pakoe Boewono XIV imbuh KPA Singonagoro, juga membuka peluang bagi para generasi muda dari kalangan milenial dan Gen Z bergabung menjadi abdi dalem, agar regenerasi budaya di Keraton Kasunanan Surakarta berjalan lebih segar, inklusif dan berkelanjutan.

 

Yang sama, dosen muda Unwahas, Dr. Hetiyasari, SH., M.Kn, menyampaikan rasa bangga dan kagumnya setelah berdiskusi dengan Sinuwun PB XIV. Menurutnya, Surakarta dan Indonesia patut bersyukur memiliki sosok pemimpin muda yang cerdas dan visioner.

 

“Ini kebanggaan bagi Surakarta dan Indonesia, punya Raja Gen Z yang smart dan kemampuan akademiknya bagus. Diskusi yang berlangsung singkat ini tidak mengurangi bobot, karena memberikan banyak perspektif baru’ Ucapnya.

 

Dalam pandangan dosen muda tersebut, PB XIV tidak hanya sosok visioner yang masih menjunjung tinggi adat budaya Jawa, namun juga bijaksana dan memiliki wawasan yang mendalam dan terbuka terhadap berbagai masukan yang ada.  

 

Sementara itu kehadiran tamu dari Korea Selatan menunjukkan semakin kuatnya hubungan internasional Keraton Surakarta dalam ranah diplomasi budaya. Pertemuan tersebut membuka peluang kolaborasi yang lebih luas antara keraton, akademisi, dan jaringan internasional dalam bidang riset budaya dan pembelajaran tradisi Jawa.

 

Melalui pemikiran progresif yang disampaikan oleh juru bicaranya, terlihat jelas komitmen PB XIV dalam memodernisasi keraton tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi luhur. Keraton Surakarta kini tidak hanya menjadi pusat budaya, tetapi juga simbol kolaborasi antar generasi dan antar bangsa menuju masa depan yang lebih terbuka.

(Jk/Red)