Advertisement
METROSURAKARTA- Terkait dengan suksesi di Keraton Surakarta pasca pengukuhan Putra Mahkota, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram pada Rabu pagi (05/11) yang mengukuhkan diri sebagai penerus tahta Mataram dengan sebutan Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakoe Boewono XIV.
Juru bicara
KGPAA Tedjowulan, Bambang Ari dalam keterangan pers di kediamanya ( Rabu siang/.05/11)
mengatakan, terkait dengan pengukuhan diri KGPAA Hamangkunegoro sebagai PB XIV,
pihaknya menegaskan tidak menjadi soal.
Hanya saja adanya
pertanyaan teman media ke saya terkait dengan paugeran, paugeran yang terjadi
itu biasanya 40 sampai dengan 100 hari kita hening. Ini belum ada 40 hari, 100 hari, bahkan jenazah
belum di berangkatkan koq sudah ikrar, nah itu yang sangat di sayangkan.
Bukan kita
ini… silahkan kalau teman teman yang lain sudah disepakati, kerabat yang lain
sudah di sepakati itu tidak masalah. Karena prinsipnya dari Panembahan Agung, pun
juga kalau memang sudah di sepakati ya sudah, saya sudah tidak lagi menjadi
PLT, ya diangkat saja siapa yang sudah disepakati secara bersama sama.
Jadi
disepakati bersama sama itu bukan hanya satu
kelompok ya, harus di ingat, bahwa keraton itu dimiliki oleh trah. Mulai
dari trah 1 sampai dengan 13. Jadi semua harus di ajak bicara. Itu yang terjadi
terkait barusan yang ada di keraton.
Harapan
kita apa yang di utarakan Ngeraso Dalem dalam hal ini HB X, agar situasi (di
Keraton Solo ) dapat di jaga, aman dan di selesaikan secara kekeluargaan. Itulah
yang sebenarnya ingin di capai oleh Panembahan Agung Tedjowulan.
Sekali
lagi, bahwa beliau menjadi karateker bukan sebagai pengganti raja.
‘ Jadi
jangan sampai nanti salah kutip, bahwa Pakaoe Boewono XIII itu sudah di gantikan
oleh Panembahan Agung Tedjowulan, tidak. Tapi PA Tedjowulan hanya sebagai
pelaksana tugas dari Keraton Kasunanan Surakarta berdasarkan SK Kemendagri 430
Tahun 2017.’ Ujarnya
Panembahan Agung Tedjowulan dalam hal ini kata Bambang, hanya
menjaga agar tidak menimbulkan potensi konflik seperti tahun 2012, karena menyisakan
persoalan persoalan yang banyak. Harapanya tidak perlu menjadi seperti itu.
Sementara itu terkait dengan pertanyaaan siapa yang akan menjadi
raja, Bambang sebut, pembicaran internal dengan Panembahan Agung belum sampai
kesana. Karena saat ini kita sedang berkabung, jenazahnya saja belum sampai
keliang lahat. Mau siapa saja boleh, tapi pembicaraan itu tidak sekarang. Kenapa
sich harus buru buru.
Jadi paugeranya ini saatnya hening. Yang penting situasi nyaman dan kondusif itu terjaga. Pungkasnya.
Isu suksesi di keraton Surakarta mulai menghangat, pasca KGPAA Hamangkunegoro atau putra mahkota Keraton Surakarta mengukuhkan diri sebagai penerus PB XIII dengan sebutan Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakoe Boewono Patbelas di depan jenasah ayahandanya.
