Advertisement
SEJARAH-Makam Prabu
Srimakurung Handayaningrat Pengging atau yang di kenal dengan sebutan Ki Ageng
Pengging Sepuh, hampir setiap hari tak pernah sepi dari kunjungan para peziarah
dan pelaku ritual.
Apalagi jika
bertepatan pada malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon, dari sore hingga dini
hari makam tersebut ramai peziarah. Mereka datang tidak hanya menggelar doa
kubur, tetapi ada juga yang khusus melakukan ritual ngalap berkah melalui wasilah
para leluhur.
Lantas siapakah
sosok Prabu Srimakurung Handayaningrat?
Dari salah
satu catatan yang tertera di makam Panembahan Purubaya Wot Galih, Jogjakarta, di
terangkan silsilah Prabu Srimakurung Handayaningrat tak lain adalah kakek dari Joko
Tingkir atau Sultan Hadiwijaya pendiri Kasultanan Pajang.
Dalam silsilah
tersebut di terangkan, Bhre Pandan Salas I yang bertahta pada tahun 1466-1468
moksa di Pantai Ngobaran, Gunung Kidul. Ia memiliki putra antara lain Kanjeng
Ratu Guwusaka dan Bhre Pandan Salas II (Brawijaya IV) yang bertahta 1466 -1474.
Kanjeng
Ratu Guwusaka merupakan istri Ki Ageng Guwusaka, Paliyan, Gunung Kidul. Dari pasangan
suami istri tersebut lahir seorang putri bernama Niken Sakjati atau yang di kemudian
hari di kenal dengan nama Nyai Ageng Wuking I.
Niken
Sakjati di peristri oleh Prabu Srimakurung Handayaningrat, dari hasil
perkawinan tersebut ia di karuniai putra bernama Ki Ageng Wuking II Wanatara.
Sedangkan Prabu
Srimakurung Handayaningrat dalam silsilah merupakan putra dari Putri Sekar
Kedaton atau Retna Munduri, istri Harya Pandaya III atau Harya Bubaran yang
merupakan keturunan ketiga dari Maha Patih Gajah Mada.
Sedangkan
Retno Munduri sendiri adalah putra dari Bhre Pandan Salas II (Brawijaya IV).
Jadi jika
di runut silsilah dari atas, Niken Sakjati dan Prabu Srimakurung Handayaningrat memiliki garis keturunan yang sama, mereka adalah cucu dan buyut Bhre Pandan Salas I.
Sedangkan
Kanjeng Ratu Pembayun yang juga istri Prabu Srimakurung Handayaningrat adalah
putra Bhre Pandan Salas I dari istri yang lain.
Selain
Kanjeng Ratu Pembayun juga ada Raden Harya Gugur dan Raden Lembu Peteng (Ki
Ageng Tarub III) yang memiliki istri bernama Dewi Nawangsih, putra pasangan Jaka
Tarub ( Ki Ageng Tarub II) dan Bidadari Dewi Nawangwulan.
Raden Harya
Gugur berputra Raden Ajeng Tajug Inten atau Nyi Ageng Pengging setelah di
kemudian hari ia di peristri oleh Kebo Kenanga dan berputra Mas Karebet (Joko
Tingkir).
Dari
perkawinan antara Prabu Srimakurung Handayaningrat dengan Kanjeng Ratu
Pembayun, pasangan ini di karunia tiga orang putra antara lain, Kebo Kanigoro,
Kebo Kenanga dan Kebo Amiluhur.
Kebo
Kanigoro adalah panglima perang pertempuran kali sedayu atau wirasaba yang di
akhir hayatnya mati obong.
Sedangkan ayahnya,
Prabu Srimakurung Handayaningrat memiliki nama samaran Ki Ageng Wuking I. Ia
gugur di medan perang wirasaba yang sekarang di kenal dengan nama Mojo agung.
(red)
.jpeg)
