Advertisement
BUDAYA-Kementerian Kebudayaan akhirnya meluncurkan buku ‘ Sejarah Indonesia : Dinamika Kebangsaan Dalam Arus Global’. Peluncuran buku tersebut di lakukan langsung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, pada Minggu(14/12) di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta.
‘ Buku Sejarah Indonesia : Dinamika Kebangsaan Dalam Arus
Global di tulis oleh 123 sejarahwan dari 34 perguruan tinggi se Indonesia yang
difasilitasi Direktorat Sejarah Kementerian Kebudayaan.’ Kata Menteri Fadli Zon
saat melaunching
Jadi ini bukan ditulis oleh saya atau oleh orang Kementerian
Kebudayaan. Kita memfasilitasi para sejarawan, para penulis sejarah. keterlibatan
para sejarahwan imbuh dia, menjadi kunci penting untuk menjaga objektivitas dan
memori kolektif bangsa.
Menteri Kebudayaan juga menegaskan adanya Direktorat Sejarah
yang dihidupkan kembali setelah sebelumnya ditiadakan. Kebangkitan Direktorat
Sejarah merupakan bagian dari upaya serius pemerintah memfasilitasi penulisan
sejarah nasional.
Penulisan sejarah ujar dia, kerap memunculkan polemik di
ruang publik. Akan tetapi semua perbedaan pandangan tersebut adalah hal yang
wajar dalam negara demokrasi.
Diakunya memang banyak pro kontra tentang penulisan Sejarah, bahkan
ada yang minta di hentikan, ujarnya.
Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global
diterbitkan dalam 10 jilid yang mencakup perjalanan panjang bangsa Indonesia,
mulai dari Akar Peradaban Nusantara, interaksi Nusantara dalam jaringan global,
masa kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga era Reformasi dan konsolidasi
demokrasi periode 1998-2024.
Sepuluh jilid buku tersebut bukan sebagai catatan sejarah
yang sepenuhnya lengkap, melainkan sorotan utama tentang perjalanan bangsa Indonesia.
“Jadi ini adalah highlight dari perjalanan," Jelasnya. .
Pemerintah ungkap Fadli, berencana akan melanjutkan penulisan
sejarah tematik lainnya, seperti sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan
1945-1950, serta sejarah kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit, Sriwijaya,
dan Pajajaran.
Terpisah, Ketua Pusat Lembaga Kabudayan Jawi, Dr. Anggoro
Panji Nugroho, MM terkait dengan peluncuran
buku Sejarah Indonesia : Dinamika Kebangsaan Dalam Arus Global’, ia menyambut
baik dan mengapresiasi Langkah Kementerian Kebudayaan menulis buku sjearah yang
menajdi sorotan utama perjalanan bangsa dalam arus global.
Judul tersebut tentu mengurai lebih dalam dinamika pasang
surut yang terjadi selama bangsa ini menapaki perjalanan di tengah hantaman
arus globalisasi.
Ketua PLKJ yang juga Ketua Yayasan Universitas Dharma AUB
Surakarta ini memberikan kritis sekaligus masukan agar dalam penulisan sejarah tetap
mempertahankan independensi berdasarkan kajian ilmiah bukti bukti Sejarah yang
ada.
Jangan ada campur tangan kepentingan kelompok dan golongan,
semua harus murni di dasarkan pada memori bangsa, serta menjunjung tinggi nilai
persatuan dan kesatuan.
Sejarah adalah memori kolektif perjalanan peradaban bangsa. Sejarah adalah ilmu pengetahuan karena di
dalamnya tidak hanya berisi tentang peradaban bangsa, pemerintah dan konflik
politik, akan tetapi juga ilmu pengetahun maju yang pernah dimiliki oleh bangsa
ini.
Sejarah adalah memori kolektif yang membentuk ciri khas dan
karakter bangsa dan masyarakat yang ada di dalamnya. Melalui Sejarah bangsa ini
memiliki kekuatan jati diri, melalui sejarah bangsa ini memiliki ilmu pengetahuan yang jauh lebih maju
di bandingkan dengan negara negara lain di dunia.
Teknologi metalurgi yang kita kenal pada proses pembuatan
senjata tradisional dan gamelan, adalah bukti nyata kemajuan bangsa Nusantara
di masa lalu. .
Di saat yang lain masih belum memahami arsitektur, leluhur
kita sudah bisa merancang bangun candi yang begitu megah. Di saat yang lain
belum mengenal ilmu pengobatan, leluhur kita sudah memahami ilmu pengobatan yang
bersumber dari tanaman herbal.
Sejarah tegas dia, selama ini kerap di identikan hanya dalam
framing sempit tentang perjalanan bangsa dari masa ke masa yang hanya berisi
bergolakan politik, konflik dan perebutan kekuasaan. Padahal dalam peradaban
bangsa Nusantara di masa lalu, banyak kemajuan ilmu pengetahuan yang bisa kita gali
untuk bangsa ini di masa depan.
Oleh karena atas
dasar pengetahuan dan memperkuat jati diri bangsa itulah maka sejarah peradaban
bangsa harus di kenalkan kembali kepada para generasi muda, agar mereka
memiliki jati diri, sekaligus mencintai dan belajar kemajuan bangsa Nusantara untuk
masa depan Indonesia.
(red/Tok)

