Solo Kota Termaju Dari Skor IDSD Yang Di Release Badan Riset dan Inovasi Nasional

 

Balaikota Solo 

METROKOTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada bulan April 2025 merelease Solo sebagai kota termaju di Indonesia, berdasarkan nilai skor Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) tahun 2024.


Dalam indeks tersebut, Kota Solo memperoleh skor 4,39 atau naik dibanding tahun 2023 yang hanya 4,08.


Di Pulau Jawa, skor IDSD Kota Solo sama dengan Jogja yang menduduki peringkat ke 2, disusul Semarang dengan skor 4,31, Tangerang Selatan 4,31, dan Bandung 4,26. 


Pengukuran IDSD merupakan agenda rutin tahunan BRIN untuk mengukur produktifitas dan kemajuan daerah berdasarkan empat komponen utama yaitu lingkungan pendukung, sumber daya manusia, pasar dan ekosistem inovasi yang datanya di ambil dari berbagai instansi kementerian dan lembaga. 


Ke empat komponen tersebut lantas dijabarkan melalui 12 pilar daya saing antara lain institusi, infrastruktur, stabilitas ekonomi makro dan mikro, kesehatan, pasar tenaga kerja, sistem keuangan dan kapabilitas inovasi.


Pengukuran IDSD 2024 dilakukan untuk 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota se-Indonesia. Namun hanya 463 kabupaten/kota yang bisa dihitung skor IDSDnya, sisanya tidak bisa dihitung skornya karena ketidak lengkapan data. 


Kepada Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kota Surakarta, Agung Riyadi mengatakan, skor IDSD Kota Surakarta yang tinggi menjadi gambaran bahwa Pemkot Surakarta mampu mengoptimalkan empat komponen utama yaitu lingkungan pendukung, sumber daya manusia, pasar, dan ekosistem inovasi.


Sementara itu komponen pendukung lain adalah 17 program prioritas yang pernah dicanangkan oleh Walikota Surakarta  sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka, melalui optimalisasi potensi yang ada seperti Event, Budaya, MICE, Pariwisata dan Perdagangan.  


Terdapat beberapa manfaat yang bisa di ambil dari nilai skor IDSD, diantaranya dapat menjadi rujukan untuk pengambilan kebijakan strategis, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menjadi acuan bagi investor dalam berinvestasi di suatu daerah.


Di akui Agung, meski skor IDSD Kota Solo sudah tergolong tinggi namun ada juga yang skornya rendah di bawah 4,00.


Pilar tersebut adalah pasar tenaga kerja yang meliputi aspek kebijakan pasar tenaga kerja, upah pekerja, mobilitas pekerja, keterampilan pekerja, dan kesetaraan upah pekerja perempuan dan laki-laki.


Penyebab rendahnya skor IDSD pada pasar tenaga kerja akibat gelombang PHK besar di Kota Solo 2024, akibatnya terjadi peningkatan angka pengangguran terbuka di Kota Solo yang naik menjadi 4,60 persen di 2024.


Terkait dengan hal tersebut, Wali Kota Solo merespon dengan meluncurkan Rumah Siap Kerja agar bisa menjadi solusi untuk mengurangi TPT di Solo./ (red)

 


close