BUDAYA- Ketua umum Yayasan Forum Budaya Mataram (FBM) yang juga Ketua Dewan Pemerhati dan Penyelamat Seni Budaya Indonesia (DPPSBI), Dr. BRM Kusuma Putra, S.H,M.H, memberikan apresiasi yang tinggi sekaligus mengucapkan milad ke 7 kepada komunitas seni reog Ponorogo ’ INGSUN SUKOHARJO’, yang akan menggelar pementasan reog besuk pada hari Jumat (13/6) di Taman Budaya Suryani, Sukoharjo.
Pementasan tersebut rencananya akan di ikuti puluhan komunitas seni reog Ponorogo dari berbagai daerah di Soloraya dan sekitarnya diantaranya, Seni Reog Sedulur Salatiga, MSE (mbah singo edan), Sang Surya Baru (Karangpandan), Singo Loreng, Wiro Budaya, Ringin Putih, Joko Mudo Mandan, Satrio Bimo Sembodo (Baturetno), Krido Menggoko(Pengging), Singo Mudo Krido Gahono ( Makam Haji), Yani Ungu (Gunung Kidul), Puspa Rogo (Ngombakan), Klana TV Losht (Mojosongo), Singo Dinar (Tawangmangu) dan Sardula Seto Urut Sewu (Ampel Boyolali).
Selain memberikan apresiasi yang tinggi, Ketua Umum FBM ini juga menyampaikan
pentingnya upaya pelestarian dan penyelamatan kesenian reog Ponorogo terus di
lakukan. Jangan sampai kesenian tersebut diklaim milik negara lain, seperti
yang pernah terjadi beberapa tahun silam.
Meski saat ini kesenian reog Ponorogo sudah tercatat di
UNESCO sebagai warisan budaya tak benda, namun upaya pelestarian tersebut tetap
harus terus di lakukan.
Upaya penyelamatan tidak hanya melibatkan para komunitas dan
pecinta budaya, tetapi pemerintah juga harus mengambil peran aktif dalam upaya
penyelamatan tersebut.
Reog kata Kusuma tidak hanya sekedar tontonan, tetapi juga
tuntunan.
Reog Ponorogo tercipta bukan sekedar dari gerak seni tari,
namun ada makna dan filosofi didalamnya. Begitupun histori kesejarahan yang ada,
juga menggambarkan perilaku sifat manusia pada makna filosofinya.
Di kutip dari berbagai sumber literasi yang ada, dalam setiap
pementasan reog terdapat beberapa tokoh yang masing masing ketokohanya menjadi symbol
dari sifat manusia.
Warok, diambil dari
kata wewarah yang artinya memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih.
Seseorang yang menjadi warok harus mampu mengendalikan dirinya, agar mampu memberikan
petunjuk bagi orang lain. Mengetahui pemahaman tentang hidup dan memiliki
kesempurnaan dalam laku hidupnya.
Jathil dalam seni reog merupakan penggambaran sosok prajurit
berkuda yang memiliki ketangkasan berperang. Jathil pada mulanya ditarikan oleh
gemblak, laki-laki yang memiliki sifat feminim, namun seiring dengan berjalanya
waktu, para penari jathil lantas di gantikan oleh para penari wanita.
Bujang Ganong atau Patih Pujangga Anom merupakan salah satu
tokoh yang energik, sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri, hal itu
terlihat dari gerak tarianya yang menggambarkan seorang ahli bela diri.
Penggambaran sosok buruk rupa di maknai agar manusia tidak memandang rendah
orang lain berdasar pada penampilanya.
Sosok Bujang Ganong sebagai sebuah penggambaran sifat
manusia yang berilmu namun memiliki watak rendah hati.
Singo Barong adalah tokoh penari berkepala macan dengan
hiasan merak yang memiliki dominasi didalam kesenian Reog Ponorogo. Pada bagian
topeng Singo Barong terdapat kepala harimau dari kerangka kayu, bambu, rotan
ditutup dengan kulit harimau gembong atau harimau jawa. Sedangkan dadak merak
dibuat dari bambu dan rotan sebagai tempat untuk menata bulu merak yang tengah
mengembangkan bulunya dan menggigit manik-manik.
Sementara itu pada sosok Klono Sewandono atau Raja Klono
adalah penggambaran seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan
cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Pecut Samandiman.
Sosok ini menggambarkan seorang manusia yang memiliki kewibawaan
dan di segani. Sosok tersebut juga dapat jatuh hati mabuk asmara yang di
gambarkan pada gerak tarianya.
Filosofi dan makna adi luhung yang ada dalam seni reog kata
Kusuma, menggambarkan kemajuan budaya bangsa Nusantara di masa silam. Budaya
tersebut tidak hanya sekedar bentuk ungkapan dan kritikan, namun lebih kepada menjunjung
tinggi nilai nilai luhur dan budi pekerti.
‘ Agar generasi penerus mampu mengamalkan kearifan yang ada
di dalamnya’ Pungkas Dr.BRM.Kusuma Putra,SH,.M.H. / Jk