Soeharto dan Peran Perempuan Dalam Pengaruh Kekuasaan

Makam Soeharto dan istrinya di astana giri bangun/ foto: metrosurakarta


BUDAYA- Astana Giribangun di Desa Girilayu, Karanganyar, merupakan tempat peristirahatan terakhir Soeharto, mantan penguasa orde baru yang pernah berkuasa selama  32 tahun di Indonesia. 


Astana Giribangun ramai di kunjungi para peziarah tidak hanya pada saat hari hari tertentu, namun setiap hari selalu ada peziarah yang datang dari berbagai daerah untuk berziarah ke makam Soeharto. 


Di masa pemerintahanya, Soeharto di kenal sebagai bapak Pembangunan Indonesia. Kekuasan yang dia bangun selama 32 tahun akhirnya tumbang, buah reformasi yang di lakukan oleh para mahasiswa. 


Dalam banyak mitos masyarakat jawa, keruntuhan kekuasaan Soeharto tak lepas dari kepergian ibu Tien, istri  Soeharto yang di percaya sebagai pengemban wahyu kederajatan.


Secara genealogy, ibu Tien adalah keturunan ningrat Mangkunegaran. Sehingga tidaklah aneh jika kepercayaan sebagai pengemban wahyu kederajatan di kaitnya dengan dirinya. Sebab tak lama setelah ia wafat, kekuasaan Soeharto lambat laun mulai goyah. 


Perempuan dalam mitologi jawa memang memiliki andil sangat besar dalam hal kekuasaan. Oleh karena itu tidaklah mengherankan, jika budaya masyarakat Jawa mengenal istilah bibit, bobot, bebet. 


Laki laki jawa yang akan menjadikan perempuan sebagai seorang istri, lebih dulu harus mempertimbangkan asal usul garis keturunan dan keluargnya. 


Sebab hal itu akan sangat mempengaruhi perjalanan keluarga, baik dalam berumah tangga maupun kekuasaan. Sehingga banyak sejarah mencatat peran para perempuan dalam kekuasaan raja raja Jawa.


Untuk memenuhi takdirnya menjadi seorang raja, Ken Arok nekad merebut Ken Dedes dari tangan Tunggul Ametung. Ken Arok menghabisi nyawa Tunggul Ametung dengan menggunakan keris buatan Empu Gandring. 


Sebab Ken Arok mempercayai ramalan para dewa, jika dari rahim Ken Dedes akan lahir raja raja penguasa tanah jawa. Jaka Tingkir untuk menjadi penguasa mendirikan Kerajaan Pajang, ia harus memperistri putri Sultan Trenggono.


Begitupun dengan Panembahan Senopati, saat akan berkuasa di Mataram ia di sarankan oleh Sunan Adi Kadilangu mengambil istri dari keturunan Ki Ageng Giring dan Kajoran untuk memperkuat kekuasaan politik Mataram, sekaligus menyatukan garis keturunan raja raja jawa.


Bahkan dalam mitologi jawa, Panembahan Senopati juga menjalin hubungan asmara dengan Ratu Kidul sebagai penguasa laut Selatan untuk memperkuat kedudukanya sebagai raja di tanah Jawa. 


Soeharto selama karier politiknya tidak hanya di kenal sebagai birokrat ulung, tetapi perjalanan hidupnya sangat di pengaruhi oleh ajaran filosofi Jawa dari gurunya,  Sudjono Hoemardani selaku penasehat spiritual Soeharto.   


Soeharto juga gemar bertapa dan menjalani laku spiritual di tempat tempat keramat seperti di gunung tidar, gunung srandil, mandi setiap malam di sumur tiban purwantoro, ziarah ke makam para leluhur dan tempat tempat keramat lainya. 


Liku liku perjalan kehidupan Soeharto sejak masa kemerdekaan sampai dengan wafat terus menjadi polemic dalam dunia perpolitikan di tanah air. Bahkan puluhan tahun sejak ia wafat, polemik tersebut terus ada terkait dengan Soeharto . 


Yang terbaru, usulan penganugerahan Soeharto sebagai pahlawan nasional juga menjadi kontroversi.

/ J Judianto

 

close