Taman Sriwedari Masa Lalu Dan Sekarang

 

Gerbang Taman Sriwedari/ Foto: Metrosurakarta


METROKOTA-TamanSriwedari bagi masyarakat Kota Surakarta merupakan ikon sekaligus sejarah destinasi wisata yang di bangun pada masa pemerintahan Paku Buwono X. Taman Sriwedari pada masa lalu tidak hanya sebagai taman kota yang dikenal dengan sebutan kebon rojo (taman raja), tetapi juga tempat wisata bagi masyarakat dari berbagai daerah di Kota Solo dan sekitarnya. 

Kesejukan dan kenyamanan Taman Sriwedari tak lepas dari banyaknya pohon tua yang tumbuh rindang di dalamnya. Selain itu juga ada kebun binatang yang menjadi bagian dari daya tarik Taman Sriwedari.

BACA JUGA : Jambore Keris Nusantara 

Di tengah area taman ada kolam segaran yang pada masa itu di pakai untuk kegiatan berkesenian, pentas tari dan music keroncong para pelaku seni. Kolam segaran yang ada di Sriwedari merupakan ciri khas kolam raja milik Keraton Kasunanan yang tidak ada duanya.  

Nama Taman Sriwedari di kenal dalam serat arjunasasra yang ke elokanya tiada tanding, sebagai penggambaran dari keindahan taman bunga kahyangan ciptaan Sri Batara Wisnu.

Sebelum di bangun menjadi Taman Sriwedari, kawasan tersebut terbagi menjadi tiga bagian.

Di sisi sebelah timur  ke Selatan merupakan permukiman milik keraton. Terdapat sebuah bangunan loji agung yang sekarang menjadi museum Radya Pustaka.  Bangunan tersebut relative sudah sangat kuno dibangun oleh Tuan Susman. 

Tak lama di tempati setelah loji tersebut kosong cukup lama karena dianggap angker, kemudian di alih fungsikan menjadi museum. 

Di sisi barat loji agung, terdapat bangunan kediaman Ki Padmasusastra tempat belajar kesusasteraan pada waktu itu. Tempat tersebut diberi nama L:amongan karena di ambil dari nama cikal bakal Mas Ngabehi Lamong.

Di sisi sebalah baratnya lagi terdapat bangunan rumah kediaman Mas Ngabehi Karyadongsa yang tertutup lebatnya pepohonan bambu ori sehingga tidak terlihat dari luar.

BACA : Tembang Jawa Pantang Di Putar Di Dusun Ini

Semenjak kawasan tersebut akan di bangun Taman Sriwedari, mereka yang bermukim di Kawasan tersebut lantas di suruh pindah. Sedangkan seseorang yang di utus untuk membangun Taman Sriwedari adalah Raden Adipati Sasradiningrat, beliau juga yang memberikan nama Taman Sriwedari.  

Pada awal di bangun  hampir semua tanaman yang ada di dalam Taman Sriwedari masih baru, sehingga terasa panas sekali. Seiring dengan berjalanya waktu, panorama Taman Sriwedari menjadi semakin indah dan elok.

Akan tetapi sekarang Taman Sriwedari sudah tidak lagi seperti taman maerakaca kahyangan dengan segala keindahan yang ada di dalamnya.

Taman Sriwedari sekarang hanya kenangan indah masa lampau yang menjadi rebutan kaum pragmatis. Tak ada lagi taman bunga, tak ada lagi kebun Binatang, tak ada lagi keasrian kolam segaran, dan ciri khas taman kota yang di bangun dari hasil karakter adiluhung budaya jawa yang ada di Kota Surakarta.

(jk/red)  

Berita Terkait : Usulan Pembangunan Patung PB X Mencuat Saat Rapat kerja Forum Budaya Mataram

 

close